16.5 C
New York
Sunday, September 29, 2024

Peternak Sebut Harga Daging Ayam Bakal Naik

Jakarta, MISTAR.ID
Berdasarkan data dari Badan Pangan Nasional pada 14 November, harga daging ayam ras di tingkat nasional naik tipis sebesar 0,03% menjadi Rp33.850 per kilogram dari sebelumnya Rp33.840 per kilogram.

Ketua Umum Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (GOPAN), Pardjuni memperkirakan, bahwa menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru harga daging ayam ras bakal mengalami kenaikan.

Namun, yang masih menjadi kekhawatiran, kenaikan tersebut masih belum sesuai dengan yang diharapkan para peternak ayam.

Baca Juga:Harga Daging Ayam Mulai Turun, Giliran Telur Jadi Mahal di Siantar

“Akan ada kenaikan lagi, biasanya memang hanya pas momen itu saja. Tapi itu pun juga kalau kita hitung dari sisi supply bibit masuk ke dalam pemeliharaan semua mungkin tidak juga akan bagus,” ujar Pardjuni, Senin (14/11/22).

Pardjuni mengatakan, saat ini harga daging ayam ras di tingkat peternak hanya bisa bergerak di kisaran kurang lebih Rp 17 ribu per kilogram, sementara harga acuannya saat ini sudah naik di Rp 21-23 ribu per kilogram.

“Jadi masih jauh. Tapi kenaikan di hari Natal dan Tahun Baru kemungkinan masih bisa terkontrol, karena ada cold storage,” ujarnya.

Belum Sesuai Harapan

Pardjuni menyampaikan, bahwa pasokan dari daging ayam ras di pasaran saat ini masih over atau berlebih, sehingga harga yang dijual di pasaran saat ini masih jauh dengan yang diharapkan para peternak ayam.

Baca Juga:H+3 Lebaran, Harga Daging Ayam di Medan Meroket

“Daging ayam ini masih jauh dari acuan, dan belum naik seperti yang kita harapkan. Jadi posisi supply ayam ini sebenarnya masih over,” jelas Pardjuni.

Kemudian, sempat terjadi kerugian besar pada bulan Agustus hingga Oktober yang menyebabkan para peternak mengurangi populasinya sebagian. Hal ini yang menjadi kemungkinan dari kenaikan harga daging ayam ras, karena jumlah yang dipanen lebih sedikit dari yang sebelumnya.

“Kemarin kan kita ini sempat bulan Agustus, September, Oktober merugi besar, kemudian peternaknya ini mengurangi populasi sebagian. Nah akhirnya yang panen di minggu ke tiga ini sampai dengan awal Desember kemungkinan harganya naik karena jumlah yang dipanen lebih sedikit,” jelasnya.

Sementara, Ketua Asosiasi Peternak Layer Nasional (PLN) Musbar Mesdi menyampaikan, bahwa kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan tarif listrik juga yang menyebabkan kenaikan dari harga daging ayam ras di pasaran.

Baca Juga:Setelah Iduladha, Harga Ayam Potong di Lubuk Pakam Turun Drastis

“Memang di dalam Perbadan nomor 5 tahun 2022 menyikapi bahwa biaya produksi, biaya transportasi dan logistik juga (diperhitungkan). Berdasarkan data itulah disesuaikan dengan peraturan Bapanas, karena Bapanas memantau dan menjaga stabilitas supply dan harga di tingkat konsumen secara nasional,” ujar Musbar.

“Karena sesuai Perpres Pak Jokowi, sembilan bapok penting itu diperhatikan diatur oleh pemerintah, supaya industri pertanian dan peternakan di dalam negeri bisa tetap hidup, tidak ikut tergerus oleh kondisi resesi dan geopolitik yang sedang terjadi,” terang Musbar.

Menurut Musbar, negara harus tetap swasembada pangan, sehingga keberlangsungan hajat hidup masyarakat serta industri pertanian dan perunggasan harus dijaga pemerintah.

Musbar menyampaikan komitmennya, “Aksi ambil untung sepihak jangan sampai terjadi, kita harus lebih memperhatikan juga kondisi masyarakat. Kami tetap pegang komitmen di sana.”(cnbc/hm10)

Related Articles

Latest Articles