Aceh Tamiang, MISTAR.ID
Hampir sepekan banjir yang melanda Kabupaten Aceh Tamiang, Provinisi Aceh belum kunjung surut hingga Minggu (6/11/22). Justru debit air di sejumlah sungai yang berada di pemukiman warga terus bertambah karena hujan terus mengguyur setiap sore dan malam. Imbasnya sejumlah warga sibuk menyelamatkan harta benda.
Komandan Korem Lhokseumawe 011 Lilawangsa Kolonel (Inf) Nayu Permana mengatakan pihaknya telah membuka sejumlah posko untuk para korban banjir.
“Kami juga telah menginstruksikan seluruh anggota di sejumlah kabupaten/kota untuk membantu mengevakuasi warga yang terjebak banjir di Aceh Tamiang,” kata dia Minggu.
Baca juga:Imbas Banjir di Aceh Tamiang, Stok Ikan di Pasar Tradisional Siantar Kosong
Ribuan warga Aceh Tamiang yang berada di dekat bantaran sungai terus mengungsi ke sejumlah posko yang telah didirikan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang.
Hingga kini sejumlah posko pengungsian sudah mulai kekurangan pasokan sembako seperti telur, mi instan, air bersih, selimut dan peralatan bayi karena sejumlah akses jalan lintas menuju ke Aceh Tamiang terendam banjir.
Hingga hari keenam, banjir melanda 12 kecamatan di Aceh Tamiang. Ketinggian banjir bervariasi mulai puluhan cm hingga 2 meter (m).
Selain melanda pemukiman warga, banjir juga merendam sejumlah titik jalan nasional Medan-Banda Aceh. Akibatnya jalan sebagian lumpuh karena tergenang hingga mencapai 1 meter.
Akibat banjir, sebuah dump truk dikabarkan tenggelam banjir setelah gagal menerobos banjir dan terperosok masuk parit ruas jalan utama Desa Marlempang, Kecamatan Bendahara, Aceh Tamiang.
Informasi diperoleh dump truk tersebut melaju dari Simpang Empat Desa Upah menuju Pakan Sei Iyu, Kecamatan Bendahara. Dump truk membawa sepeda motor untuk diseberangkan karena tidak bisa melintas banjir yang dalam dan deras.
Banjir membuat jalur darat lintas provinsi yang menghubungkan Aceh dan Medan, Sumatera Utara (Sumut), lumpuh total. Akibat akses jalan terputus, banyak kendaraan yang tertahan di wilayah Aceh Tamiang. Salah satunya bus yang dinaiki oleh Slamet. Slamet yang hendak menuju Medan tertahan selama dua hari di Kecamatan Bendahara, Aceh Tamiang.
Baca juga:12 Kecamatan di Aceh Utara Terendam Banjir
“Kita di sini sudah dua hari. Kemarin dari Pondok Baru ataupun dari Bener Meriah tujuan kita ke Medan,” ujarnya. Alhasil, saat malam tiba, Slamet pun terpaksa tidur di dalam bus. “Karena terjebak banjir, maka kita ya bisa dikatakan istirahatlah di sini. (Istirahat malam) di bus,” ucapnya. (antara,beritasatu,kompas/hm06)