21.9 C
New York
Friday, September 27, 2024

Obat Sirup yang Dulu Aman Sekarang Tercemar, Profesor Farmasi Bilang Gini

Jakarta, MISTAR.ID

Pakar farmasi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Dr Zullies Ikawati mengungkap kemungkinan terkait cemaran etilen glikol di luar ambang batas aman baru teridentifikasi saat ini, dikaitkan lonjakan kasus gagal ginjal akut misterius pada anak. Ia mengatakan tentang kemungkinan adanya pergantian sumber bahan yang digunakan pada obat sirup tertentu.

“Jadi itu menjadi pertanyaan banyak orang saya kira, kok dulu aman-aman saja, mengapa sekarang ada masalah? Mungkin salah satunya adalah sources-nya atau sumber bahan baku berubah,” bebernya dalam bincang eLife detikcom, Jumat (21/10/22).

“Industri farmasi itu kan kalau membuat obat itu kan pasti catch by batch, nggak mungkin langsung banyak, ada batchnya, mungkin batch sebelum-sebelumnya masih aman, mungkin selama ini menggunakan sumber tertentu yang nggak ada masalah,” kata dia.

Baca juga:RI Impor 200 Vial Tambahan Fomepizole untuk Obati Gagal Ginjal, Gratis Diberikan ke Pasien

Namun, Prof Zullies menyebut, bisa jadi pergantian sumber yang dilakukan industri farmasi, misalnya beralih memasok bahan baku dari satu negara ke negara lain, menjadi pemicu obat sirup akhirnya tercemar. Sebaiknya, perlu dilakukan kajian ulang jika dilaporkan adanya perubahan bahan baku, sehingga dipastikan tidak ada impurities yang berisiko pada obat sirup.

Ini merupakan kemungkinan yang berkaitan dengan obat, Prof Zullies tak bisa memastikan jika kaitan gagal ginjal akut benar dipicu oleh kontaminasi etilen glikol di obat sirup. Terlebih, masih ada beberapa dugaan yang belum dikesampingkan termasuk MIS-C.

“Bisa saja ada pergantian sumber (bahan baku) misalnya yang dulu dari China, misalnya sekarang dari India, misalnya ya, tapi sekali lagi ini dugaan, itu kan harus dikonfirmasi lagi ya ke industri farmasinya ya,” terang dia.

Baca juga:Etilen Glikol, Bahan Pelarut yang Diduga Picu Gagal Ginjal Akut

“Jadi bisa saja sebelumnya nggak ada masalah, tapi pada batch yang terakhir kebetulan sumbernya berasal dari sumber tertentu yang kualitasnya tidak bagus. Artinya impuritiesnya banyak, sehingga karena tidak dicek dari awal, tidak dipastikan, maka ada kemungkinan munculnya baru sekarang,” kata Prof Zullies. ((detik/hm06)

Related Articles

Latest Articles