Pematangsiantar, MISTAR.ID
Petugas Posko Pemantauan Covid-19 di perbatasan Siantar-Simlungun, tepatnya di Jalan Sangnaualuh Kecamatan Siantar Timur, kembali mencegat warga yang bersuhu tubuh diatas 38 derajat celsius.
Warga yang dicegat itu berjumlah 2 orang, 1 warga Kabupaten Simalungun dan 1 lagi warga Kabupaten Batubara. Seperti disampaikan Koordinator Posko Pemantauan Covid-19 di perbatasan Siantar-Simlungun, Esron Sinaga, Kamis (30/4/20) sekira jam 15.00 wib.
“Kemarin memang ada 2 orang, tapi kalau hari ini belum ada temuan,” ujar Esron ketika dikonfirmasi soal jumlah warga yang dilarang masuk ke Kota Pematangsiantar karena suhu tubuh orang yang bersangkutan diatas 38 derajat celsius.
“Hari senin kemarin, ada satu orang warga Kabupaten Simalungun yang suhu tubuhnya 38 derajat. Namun setelah istirahat sekitar 15 menit suhu badannya turun jadi 37 derajat. Karena itu, warga yang bersangkutan dapat melanjutkan perjalanan,” jelasnya.
Esoknya yakni Selasa 28 April 2020 sore, kata Esron, ada warga Kabupaten Batu Bara yang suhunya diatas 38 derajat. “Itu juga sempat dicegat, namun karena tujuannya mau berobat, yang bersangkutan diperkenankan melanjutkan perjalanannya,” ungkapnya.
Meski ada temuan-temuan tersebut, sejalan dengan pantauan awak Harian Mistar di posko perbatasan, Esron juga menyebutkan bahwa pelaksanaan tugas pemantauan di Posko Perbatasan yang berdekatan dengan Pospam Operasi Ketupat Toba Cegah Mudik, masih berjalan dengan baik.
“Artinya, pemantauan covid-19 di posko perbatasan, seperti di Jalan Sangnaualuh, Jalan Medan dan di Jalan Melanthon Siregar, seluruh progres kegiatan pemantauan berjalan dengan baik,” tutur Esron yang juga merupakan Kepala Dinas Perhubungan Kota Pematangsiantar.
Berita sebelumnya, pada hari Minggu (26/4/20) lalu, seorang ibu warga Kabupaten Simalungun gagal ke Kota Pematangsiantar, karena suhu tubuhnya 39,1 derajat. Dan hari Sabtu (25/4/20), juga ada seorang warga simalungun lainnya yang tak diijinkan masuk ke Pematangsiantar karena suhu tubuhnya diatas 38 derajat.
Penulis: Ferry Napitupulu
Editor: Rika Yoesz
