25.2 C
New York
Wednesday, July 17, 2024

DPRD Simalungun Bakal Pansuskan Banjir Bandang Haranggaol Horison

Simalungun, MISTAR.ID

Anggota DPRD Kabupaten Simalungun bakal membahas banjir bandang Binanga Bolon, Kecamatan Haranggaol Horison, dalam Panitia Khusus (Pansus). Hal ini muncul pasca DPRD menilai penetapan bencana banjir bandang Haranggaol sebagai bencana alam oleh Pemkab Simalungun dirasa janggal.

“Itu mau kita Pansuskan, agar masalah ini bisa terang benderang. Agar kita tahu juga apakah memang bencana alam atau bencana yang dibuat atau tidak,” ujar Ketua Komisi IV Maraden Porte Sinaga, Rabu (17/7/24).

Dikatakan Maraden, munculnya Pansus ini lantaran tidak adanya keterangan dari dinas terkait, dalam hal ini BPBD ketika RDP beberapa hari lalu. “Kadisnya gak datang, kita nggak tahu apa alasannya tidak datang. Makanya mau kita Pansuskan itu,” tegasnya.

Sebelumnya, Komisi IV DPRD telah membahas banjir bandang di Binanga Bolon, Kecamatan Haranggaol Horison, dalam rapat komisi bersama eksekutif. Rapat tersebut mempertanyakan dasar hukum Pemkab Simalungun menyebut bencana banjir tersebut masuk dalam kategori bencana alam. Adapun alasan rapat tersebut untuk memperjelas apa yang menjadi alasan dari Pemkab Simalungun menyetakan banjir bandang di Haranggaol Horison merupakan bencana alam.

Baca Juga : Pemkab Simalungun Sebut Banjir Bandang Haranggaol Bencana Alam

Pecahnya tanggul

Untuk diketahui, banjir bandang yang terjadi di Dusun Binanga Bolon, Huta Sirungkungon Nagori Purba Pasir, Kecamatan Haranggaol Horison akibat pecahnya tanggul yang berada di Nagori Purba Tongah, Kacamatan Purba, Kabupaten Simalungun.

“Ini dulunya sawah, jadi mau dibuat jalan sama pemilik tanah. Mau disambunglah ini untuk jalan, jadi ditimbun lah jurang ini hingga air tertampung. Sudah seperti danau lah,” ujar warga bermarga Purba kepada Mistar.

Purba mengatakan, sebelum membuat bendungan untuk menyambung jalan. Seharusnya dibuat dahulu gorong-gorong sehingga air tetap bisa mengalir. Hal ini juga yang disesalkan oleh warga sekitar.

“Sebelum dibendung, ini sawah semua, ada air yang mengalir di bawah ini. Cukup deras juga. Jadi sebelum pecah ada 1,5 Km luas air yang tergenang, rumput yang di bawah kan mati. Ya lama-lama kan tidak tahan tanahnya. Ada 25 hektare tanah pengusaha itu di sekitar tanggul ini,” ungkapnya.

Syahrial Siregar
Syahrial Siregar
Alumni STIK-P Medan. Menjadi jurnalis sejak 2008 dan sekarang redaktur untuk portal mistar.id

Related Articles

Latest Articles