27.8 C
New York
Tuesday, July 16, 2024

Petani Kol di Simalungun Harapkan Harga Membaik

Simalungun, MISTAR.ID

Seorang petani kol di Nagori Nagasaribu, Kecamatan Pamatang Silimahuta, mengaku khawatir dengan harga kol yang turun dari Rp4.500 per kilogram menjadi Rp2.500 per kilogram. Sebab, petani di daerah disebut menghadapi ketidakpastian ekonomi yang membayangi musim panen mendatang.

Resnewi Sitanggang dan kedua orang tuanya telah bekerja keras selama berbulan-bulan untuk memastikan tanaman kol mereka tumbuh dengan baik. Ladang seluas dua rante yang ditanami sekitar 3000 batang kol diproyeksikan panen bulan Agustus mendatang.

Kata Resnewi, penurunan harga yang signifikan membuat mereka khawatir hasil jerih payah mereka tidak akan sebanding dengan pengorbanan yang telah dilakukan.

“Satu bulan lagi panen kol ini, ada 2 rante atau sekitar 3.000 batang,” kata Resnewi, Selasa (16/7/24) dengan nada penuh harap akan harga kol kembali membaik sehingga bisa mendapatkan penghasilan yang layak.

Baca juga: Harga Jagung Terus Anjlok, Petani Simalungun Harap-Harap Cemas

Penurunan harga sayur mayur bukanlah hal baru di kalangan petani. Fluktuasi harga seringkali menjadi tantangan tersendiri bagi mereka yang bergantung pada hasil pertanian. Namun, kali ini penurunan harga terasa lebih berat, mengingat biaya produksi yang tetap tinggi sementara pendapatan menurun drastis.

Dijelaskan, modal untuk membeli bibit kol seharga Rp120.000 per bungkus, kemudian untuk pupuk terdapat 3 jenis yang akan dicampur seharga Rp450.000 dan juga kompos 20 sak seharga Rp200.000.

“Satu bungkus sekitar 3.000 bibit, pupuknya ada tiga jenis. Pupuk cantik, Winner sama Hidro. Yang tiga macam itulah,” ujar wanita yang akan menyelesaikan perkuliahan di salah satu universitas di Kota Pematangsiantar.

Ketidakpastian ekonomi yang dihadapi oleh petani kol selain Resnewi mencerminkan realitas keras kehidupan para petani di Indonesia. Mereka seringkali harus menghadapi risiko besar tanpa jaminan pendapatan yang stabil. Dalam situasi seperti ini, dukungan dari pemerintah dan pihak terkait menjadi sangat penting.

Baca juga: Alokasi Pupuk Berkurang, Jumlah Petani Simalungun Terbesar di Sumut

Selain harga, Resnewi mengaku, cuaca menjadi salah satu tantangan kepada petani kol. Saat musim kemarau, dia bilang, ukuran kol akan sangat kecil. Selain itu, pihaknya juga harus mengeluarkan biaya untuk menjaga kol dari hama.

Related Articles

Latest Articles